Jumat, 1 Februari 2019 19:32
Reporter : Rizky Wahyu Permana
Sejak akhir tahun 2018 lalu, terjadi penambahan signifikan terhadap jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD). Dilansir dari laman Sehat Negeriku, bertambahnya hal ini dinamakan karena diakibatkan oleh perilaku insan yang tidak mengerjakan pola hidup sehat dan acuh pada lingkungan yang menjadi lokasi sarang nyamuk.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, drg. Oscar Primadi, MPH menuliskan upaya evolusi perilaku memang mesti dilaksanakan dalam menyikapi DBD. Oscar memandang permasalahan DBD tidak saja bersumber dari nyamuk, namun ada perilaku insan yang mengakibatkan perindukan nyamuk meningkat.
Perilaku itu misalnya tidak mempedulikan pakaian bekas gunakan tergantung, tidak menghabiskan bak, tidak mempedulikan genangan air di dekat tempat tinggal. Belum lagi ketika ini sudah masuk musim hujan dengan potensi penyebaran DBD lebih tinggi.
Musim penghujan berikut yang bila kita tidak peduli dengan lingkungan, tidak mau menghabiskan bak mandi, lagipula ban-ban bekas tidak sedikit dibiarkan di sekitar pemukiman, botol-botol bekas, kaleng-kaleng bekas,dan plastik-plastik bekas minuman kemasan dapat menambah jumlah penyebaran DBD, kata Oscar di gedung Kementerian Kesehatan.
baca juga :
Warning ini telah disikapi oleh teman-teman wilayah (dinas kesehatan), jadi saya katakan demam berdarah ini memang endemis di semua Indonesia, sebab ini permasalahan lingkungan, ucap Oscar.
Oscar menyatakan bahwa Kemenkes sudah mengetahui bahwa bakal terjadi lonjakan-lonjakan permasalahan DBB. Oleh sebab itu, pada November 2018 Kemenkes telah mengantarkan surat edaran kewaspadaan peningkatan permasalahan DBD untuk semua gubernur. Selain tersebut telah dilakukan sekian banyak persiapan supaya masalah demam berdarah ini dapat ditangkal dan segera diatasi. [RWP]
Reporter : Rizky Wahyu Permana
Sejak akhir tahun 2018 lalu, terjadi penambahan signifikan terhadap jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD). Dilansir dari laman Sehat Negeriku, bertambahnya hal ini dinamakan karena diakibatkan oleh perilaku insan yang tidak mengerjakan pola hidup sehat dan acuh pada lingkungan yang menjadi lokasi sarang nyamuk.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, drg. Oscar Primadi, MPH menuliskan upaya evolusi perilaku memang mesti dilaksanakan dalam menyikapi DBD. Oscar memandang permasalahan DBD tidak saja bersumber dari nyamuk, namun ada perilaku insan yang mengakibatkan perindukan nyamuk meningkat.
Perilaku itu misalnya tidak mempedulikan pakaian bekas gunakan tergantung, tidak menghabiskan bak, tidak mempedulikan genangan air di dekat tempat tinggal. Belum lagi ketika ini sudah masuk musim hujan dengan potensi penyebaran DBD lebih tinggi.
Musim penghujan berikut yang bila kita tidak peduli dengan lingkungan, tidak mau menghabiskan bak mandi, lagipula ban-ban bekas tidak sedikit dibiarkan di sekitar pemukiman, botol-botol bekas, kaleng-kaleng bekas,dan plastik-plastik bekas minuman kemasan dapat menambah jumlah penyebaran DBD, kata Oscar di gedung Kementerian Kesehatan.
baca juga :
7 Penyebab Vagina Bengkak yang Tak Boleh Disepelekan
Indonesia adalahendemis DBD, Oscar menuliskan masalah DBD ialah masalah lingkungan dan teknik mengatasinya perlu perbuatan tidak melulu dari pemerintah namun dari setiap pribadi di lingkungannya masing-masing.Warning ini telah disikapi oleh teman-teman wilayah (dinas kesehatan), jadi saya katakan demam berdarah ini memang endemis di semua Indonesia, sebab ini permasalahan lingkungan, ucap Oscar.
Oscar menyatakan bahwa Kemenkes sudah mengetahui bahwa bakal terjadi lonjakan-lonjakan permasalahan DBB. Oleh sebab itu, pada November 2018 Kemenkes telah mengantarkan surat edaran kewaspadaan peningkatan permasalahan DBD untuk semua gubernur. Selain tersebut telah dilakukan sekian banyak persiapan supaya masalah demam berdarah ini dapat ditangkal dan segera diatasi. [RWP]
0 Response to "Munculnya Wabah Demam Berdarah Dengue Karena Perilaku Masyarakat yang Acuh"
Posting Komentar