Oleh Widya Citra Andini
7 Penyebab Vagina Bengkak yang Tak Boleh Disepelekan
Hampir semua bagian tubuh bisa mengalami pembengkakan, termasuk vagina. Dikarenakan letaknya yang cukup tertutup oleh bagian tubuh lainnya, banyak wanita tak menyadari saat vaginanya membengkak. Ketika vagina bengkak, mungkin Anda hanya menyadari dari rasa nyeri yang muncul saja. Barulah setelah itu sadar bahwa ada perubahan bentuk pada vagina Anda. Lantas, apa saja penyebab vagina bengkak?
Berbagai penyebab vagina bengkak
1. Alergi crystal X
Tanpa disadari, berbagai produk perawatan pribadi ternyata bisa menjadi salah satu penyebab mengapa vagina Anda membengkak. Hal ini sangat mungkin terjadi karena vagina merupakan bagian tubuh yang cukup sensitif.
Biasanya beberapa bahan yang bisa membuat vagina bengkak seperti sabun, pelumas, sabun vagina, pembalut, kondom, hingga alat kontrasepsi. Untuk lebih jelasnya, Anda bisa berkonsultasi ke dokter untuk memastikan penyebab alergi.
2. Infeksi jamur
bau vagina
Salah satu gejala infeksi jamur vagina adalah pembengkakan. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh jamur Candida albicans. Menurut dr. Prudence Hall, infeksi jamur vagina bisa terjadi saat Anda terlalu lama menggunakan celana atau legging yang lembap setelah berolahraga.
Selain pembengkakan, infeksi jamur vagina biasanya menimbulkan berbagai gejala seperti:
Rasa perih
Sakit saat buang air kecil
Sakit saat seks
Kemerahan pada vagina
Keputihan yang menggumpal dan berbau tak sedap
Jika hal ini merupakan kali pertama Anda mengalami infeksi jamur, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk diperiksa lebih lanjut. Dokter biasanya akan meresepkan berbagai obat termasuk antijamur.
3. Seks yang terlalu kasar
5 Kebiasaan Saat Seks yang Ternyata Membahayakan Vagina
Faktanya, hubungan seks dengan pasangan ternyata bisa membuat vagina membengkak. Biasanya kondisi ini terjadi saat vagina terlalu kering atau kurang pelumas. Gesekan yang keras dan dilakukan cukup lama bisa membuat vagina mengalami pembengkakan.
baca juga :
Dengar Saran Jojo dan Anthony Ginting, saat tumbang karena flu berat
Tak hanya itu, seks yang terlalu kasar juga bisa membuat kulit bagian dalam vagina robek. Jika dibiarkan, robekan ini bisa menjadi pintu masuk penyakit kelamin. Selain bengkak, kondisi ini juga biasanya ditandai dengan demam dan keputihan yang lebih banyak dari biasanya.4. Kehamilan
kesehatan vagina, vagina saat hamil
Jika Anda sedang hamil dan menyadari vagina mulai membengkak, jangan khawatir. Pasalnya, tekanan pada panggul karena keberadaan janin di perut memang meningkatkan aliran darah ke bagian bawah tubuh termasuk vagina. Kondisi inilah yang membuat ibu hamil rentan mengalami bengkak di vaginanya.
Tenang saja, kondisi ini akan hilang dengan sendirinya saat Anda melahirkan. Namun, untuk meringankannya, Anda bisa berbaring dengan meninggikan kaki sehingga cairan dan darah tak berkumpul di bagian bawah tubuh termasuk vagina.
5. Bacterial vaginosis
Pertumbuhan bakteri jahat yang berlebih di vagina bisa menyebabkan bacterial vaginosis alias infeksi bakteri vagina. Kondisi ini biasanya menyebabkan pembengkakan, rasa gatal, terbakar, dan cairan berwarna keabuan dengan bau busuk yang menyengat.
Beberapa kasus bacterial vaginosis bisa sembuh dengan sendirinya. Namun untuk membantu memulihkan kondisi, dokter umumnya meresepkan antibiotik dan obat-obatan antibakteri. Selain obat dari dokter Anda juga perlu menjaga kebersihan vagina secara teratur, salah satunya rutin mengganti celana dalam.
6. Servisitis
Servisitis adalah kondisi saat leher rahim mengalami peradangan. Biasanya servisitis muncul sebagai akibat dari penyakit menular seksual. Klamidia, gonore, dan trikomoniasis umumnya menjadi penyakit kelamin yang paling sering menyebabkan servisitis.
Selain pembengakakan pada vagina, kondisi ini juga biasanya menyebabkan nyeri panggul, keputihan yang tidak normal, dan rasa sakit saat berhubungan seks. Untuk itu, jika Anda merasakan berbagai gejala tersebut belakangan ini, segera konsultasikan ke dokter.
7. Kista
Kista bartholin dan saluran Gartner bisa membuat vagina bengkak. Kista Bartholin muncul pada kelenjar Bartholin yang terletak di kedua sisi bawah lubang vagina. Terkadang, kelenjar ini juga bisa mengalami infeksi yang berisi nanah dan membentuk abses.
baca juga :
5. Bacterial vaginosis
mengatasi benjolan di vagina
Pertumbuhan bakteri jahat yang berlebih di vagina bisa menyebabkan bacterial vaginosis alias infeksi bakteri vagina. Kondisi ini biasanya menyebabkan pembengkakan, rasa gatal, terbakar, dan cairan berwarna keabuan dengan bau busuk yang menyengat.
Beberapa kasus bacterial vaginosis bisa sembuh dengan sendirinya. Namun untuk membantu memulihkan kondisi, dokter umumnya meresepkan antibiotik dan obat-obatan antibakteri. Selain obat dari dokter Anda juga perlu menjaga kebersihan vagina secara teratur, salah satunya rutin mengganti celana dalam.
6. Servisitis
infeksi vagina saat menstruasi
Servisitis adalah kondisi saat leher rahim mengalami peradangan. Biasanya servisitis muncul sebagai akibat dari penyakit menular seksual. Klamidia, gonore, dan trikomoniasis umumnya menjadi penyakit kelamin yang paling sering menyebabkan servisitis.
Selain pembengakakan pada vagina, kondisi ini juga biasanya menyebabkan nyeri panggul, keputihan yang tidak normal, dan rasa sakit saat berhubungan seks. Untuk itu, jika Anda merasakan berbagai gejala tersebut belakangan ini, segera konsultasikan ke dokter.
7. Kista
dideteksi lewat pap smear
Kista bartholin dan saluran Gartner bisa membuat vagina bengkak. Kista Bartholin muncul pada kelenjar Bartholin yang terletak di kedua sisi bawah lubang vagina. Terkadang, kelenjar ini juga bisa mengalami infeksi yang berisi nanah dan membentuk abses.
baca juga :
0 Response to "7 Penyebab Vagina Bengkak yang Tak Boleh Disepelekan"
Posting Komentar